Minggu, 18 Mei 2014

Makalah Alat Optik



BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang Penulisan Makalah
Kemajuan teknologi telah membawa dampak yang positif bagi kehidupan manusia, berbagai peralatan elektronik diciptakan untuk dapat menggantikan berbagai fungsi organ atau menyelidiki fungsi dan penyimpangan pada organ tubuh manusia. Salah satunya adalah kamera. Kemajuan teknologi telah merevolusi berbagai alat elektronik dari ukuran besar menjadi ukuran yang sangat kecil.
Teknologi ini dikenal dengan teknologi nano (teknologi nano adalah teknologi yang bergerak atau dibuat dalam scala nanometer). Selain praktis dan ekonomis, ukuran yang sangat kecil, sangat multi guna. Salah satu hasil teknologi nano adalah pembuatan kamera. Karena kecilnya maka kamera ini dapat masuk ke dalam pembuluh darah. Tahukah kamu bahwa salah satu organ tubuh kita adalah alat optik berupa kamera yang tercanggih dan terpraktis di jagat raya? Bagaimanakah kamera yang ada di dalam tubuh kita itu dikatakan praktis? Untuk mengetahui lebih banyak tentang fungsi organ ini, maka ikutilah seluruh kegiatan berikut dengan sungguh-sungguh.
Alat optik adalah alat-alat yang salah satu atau lebih komponennya menggunakan benda optik, seperti: cermin, lensa, serat optik atau prisma. Prinsip kerja dari alat optik adalah dengan memanfaatkan prinsip pemantulan cahaya dan pembiasan cahaya. Pemantulan cahaya adalah peristiwa pengembalian arah rambat cahaya pada reflektor. Pembiasan cahaya adalah peristiwa pembelokan arah rambat cahaya karena cahaya melalui bidang batas antara dua zat bening yang berbeda kerapatannya.
1.2  Rumusan Masalah
a.       Bagaimana cara kerja mata?
b.      Bagaimanakah pembentukan bayangan pada kamera?
c.       Bagaimanakah fungsi lup?
d.      Bagaimana cara kerja teropong?
e.       Bagaimana prinsip kerja mikroskop?
f.       Bagaimana cara proyektor memproyeksikan gambar pada sebidang layar?
1.3  Tujuan Penulisan Makalah
a.       Mahasiswa mampu menjelaskan cara kerja mata.
b.      Mahasiswa mampu memahami pembentukan bayangan pada kamera.
c.       Mahasiswa mampu menjelaskan fungsi lup.
d.      Mahasiswa mampu memahami cara kerja teropong.
e.       Mahasiswa mampu menjelaskan prinsip kerja mikroskop.
f.       Mahasiswa mampu memahami cara proyektor memproyeksikan gambar pada sebidang layar.
1.4  Manfaat Penulisan Makalah
Makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua pihak, yaitu:
a.       Manfaat bagi Penulis
Dalam proses penulisan makalah ini penulis mendapatkan manfaat dari membaca buku-buku yang menjadi sumber untuk pembahasan, sehingga menambah wawasan dan pengetahuan mengenai materi yang bersangkutan.
b.      Manfaat bagi Pembaca
Setelah membaca makalah ini, pembaca dapat mengembangkan wawasan dan pengetahuannya mengenai alat-alat optik.
1.5  Metode Pengambilan Data
Adapun cara/ metode pengambilan data dalam penulisan makalah ini antara lain:
·  Studi Pustaka, yaitu pengumpulan data dengan cara membaca buku-buku yang berhubungan dengan pembahasan dalam makalah ini.
·  Download, yaitu pengumpulan data dengan cara mendownload materi yang berhubungan dengan pembahasan makalah ini melalui media internet.
1.6  Sistematika Penulisan Makalah
Makalah ini disusun dengan sistematika yang terdiri dari Bab I Pendahuluan, Bab II Pembahasan, dan Bab III Penutup.
Bab I Pendahuluan, terdiri dari Latar Belakang Penulisan Makalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penulisan Makalah, Manfaat Penulisan Makalah, Metode  Pengambilan Data, dan Sistematika Penulisan.
Bab II Pembahasan, terdiri dari alat optik mata, kamera, lup, teropong, mikroskop dan proyektor.
Bab III Penutup, terdiri dari Kesimpulan dan Saran.


























BAB II
PEMBAHASAN
2.1  MATA
Fungsi Mata sebagai Alat Optik. Mata merupakan salah satu contoh alat optik, karena dalam pemakaiannya mata membutuhkan berbagai benda-benda optik seperti lensa.
2.1.1 BAGIAN MATA
Berikut ini adalah bagian-bagian mata dan fungsinya:
  1. Kornea adalah bagian mata yang melindungi permukaan mata dari kontak dengan udara luar.
  2. Iris adalah selaput tipis yang berfungsi untuk mengatur kebutuhan cahaya dalam pembentukan bayangan.
  3. Lensa adalah bagian mata yang berfungsi untuk memfokuskan bayangan pada retina.
  4. Retina berfungsi sebagai layar dalam menangkap bayangan benda, di tempat ini terdapat simpul-simpul syaraf optik.
  5. Otot siliar berfungsi untuk mengatur daya akomodasi mata.



2.1.2 CARA KERJA MATA
Secara sederhana sebagai alat optik mata membentuk bayangan nyata, terbalik, dan diperkecil pada retina. Pemfokusan dilakukan dengan mengubah jarak fokus lensanya. Benda akan nampak jelas jika bayangan tepat jatuh pada permukaan retina. Hal ini akan terjadi jika lensa mata dengan kemampuan akomodasinya dapat selalu menempatkan bayangan pada retina. Karena berbagai hal, kadang-kadang bayangan tidak terbentuk tepat di retina. Hal ini terjadi jika mata mengalami cacat atau objek berada diluar jangkauan penglihatan.
2.1.3    PEMBENTUKAN BAYANGAN PADA MATA
Lensa positif, membiaskan cahaya dan membentuk bayangan pada retina.
Iris mengatur jumlah cahaya yang masuk ke dalam mata dengan mengubah ukuran pupilnya. Retina merupakan media yang menangkap bayangan nyata yang dibentuk oleh lensa. Agar bayangan selalu jatuh pada retina karena letak benda yang berubah, maka dapat diatur dengan mengubah jarak fokus lensa matanya.
2.1.4        JANGKAUAN PENGLIHATAN MATA
Kemampuan penglihatan manusia terbatas pada jangkauan tertentu atau disebut jangkauan penglihatan yaitu daerah di depan mata yang dibatasi oleh dua buah titik. Titik terjauh (punctum remotum disingkat PR) dan titik terdekat (punctum proximum disingkat PP).
PR adalah titik terjauh didepan mata, dimana benda masih nampak dengan jelas. PP adalah titik terdekat didepan mata, dimana benda masih nampak dengan jelas.
Objek akan nampak jelas jika objek berada pada jangkauan penglihatan, dan objek tidak akan nampak dengan jelas jika objek ada diluar jangkauan penglihatan (terlalu dekat dengan mata atau terlalu jauh dari mata).
Cacat mata terjadi karena jangkauan penglihatan berubah. Hal ini diakibatkan oleh kemampuan daya akomodasi mata yang berubah. Daya akomodasi adalah kemampuan lensa mata untuk mengubah jarak fokusnya agar bayangan jatuh di retina mata. Berikut ini akan diuraikan berbagai jenis cacat mata yang di dasarkan pada kemampuan daya akomodasinya.


2.1.5        Cacat Mata

Setidaknya ada tiga jenis cacat mata yang diakibatkan oleh kemampuan daya akomodasinya yaitu: miopia, hipermetropia dan presbiopia. Berikut ini adalah gambar masing-masing cacat mata dan jangkauan penglihatannya.
  1. Mata normal (Emetropia) : memiliki titik jauh (PR) pada jarak jauh tak berhingga dan titik dekat (PP) = 25 cm, mata ini jangkauan penglihatannya paling lebar.
  2. Rabun jauh (Miopia) : memiliki titik jauh (PR) terbatas/kurang dari tak berhingga dan titik dekat (PP) = 25 cm.
  3. Rabun dekat (Hipermetropia) : memiliki titik jauh (PR) tak berhingga, tetapi titik dekat (PP) > 25 cm.
  4. Rabun jauh dan dekat (Presbiopia) : memiliki titik jauh (PR) kurang dari tak berhingga dan titik dekat (PP) > 25 cm, cacat mata ini merupakan gabungan dari hipermetropi dan miopi, sering disebut sebagai cacat mata tua.
1)      Cacat Mata Miopi
Cacat mata miopi terjadi jika pada penglihatan tak berakomodasi bayangan jatuh di depan retina, hal ini terjadi karena lensa mata tidak dapat menjadi sangat pipih (terlalu cembung). Agar dapat melihat jelas benda yang jauh maka perlu dibantu dengan lensa divergen (lensa cekung). Lensa divergen adalah lensa yang dapat menyebarkan berkas cahaya.






Berikut ini adalah bagan pembentukan bayangan pada cacat mata miopi sebelum dan sesudah memakai lensa.

Keterangan gambar:
Gambar sebelum memakai kaca mata. Cahaya yang berasal dari tempat jauh (diluar jangkauan penglihatan) oleh lensa mata dibiaskan di depan retina sedang cahaya dari tempat dekat (dalam jangkauan penglihatan) tepat dibiaskan di retina.
Gambar sesudah memakai kaca mata. Lensa negatif mengubah arah rambat cahaya sejajar menjadi menyebar sehingga seolah-olah cahaya berasal dari daerah jangkauan penglihatan.

Dalam perhitungan:
So = letak benda sebenarnya (~)
Si = – PR (batas maksimum jangkauan penglihatan) tanda (-) menggambarkan bayangan di depan lensa.
Dari persamaan :

diperoleh bahwa:f = – PR
Ukuran lensa yang digunakan adalah :

P = kekuatan lensa dalam satuan dioptri (D)
f = jarak fokus lensa kaca mata dalam satuan meter (m)


2)      Cacat Mata Hipermetropi
Cacat mata hipermetropi terjadi jika penglihatan pada jarak baca normal mengakibatkan bayangan dari lensa mata jatuh di belakang retina, hal ini karena lensa mata tidak dapat menjadi sangat cembung (terlalu pipih). Agar dapat melihat jelas benda-benda pada jarak baca normal (Sn) maka cacat mata ini perlu dibantu dengan menggunakan lensa konvergen (lensa cembung). Lensa konvergen adalah lensa yang dapat mengumpul berkas cahaya.
Berikut ini adalah bagan pembentukan bayangan pada hipermetropi sebelum dan sesudah memakai lensa.

Keterangan gambar:
Gambar sebelum memakai kaca mata: Berkas cahaya dari jarak baca normal (cahaya kuning) akan dibiaskan oleh lensa mata di belakang retina, berkas cahaya baru akan dibiaskan tepat di retina jika benda lebih jauh dari jarak baca normal (yaitu titik dekatnya).
Gambar sesudah memakai kaca mata: lensa positif mengubah arah rambat cahaya yang berasal dari jarak baca normal seolah-olah berasal dari titik dekatnya (PP), kemudian lensa mata mengubah arah rambat cahaya ini menuju retina.
Dalam perhitungan:

So = Sn (jarak baca normal = 25 cm)
Si = – PP (titik dekat hipermetropi), tanda minus menunjukkan bahwa bayangan maya yang terletak
di titik dekatnya
3)      Cacat Mata Presbiopi
Cacat mata presbiopi (mata tua atau rabun dekat dan rabun jauh diakibatkan karena melemahnya daya akomodasi) terjadi karena bayangan jatuh di belakang retina pada saat melihat dekat dan bayangan jatuh di depan retina pada saat melihat jauh, hal ini terjadi karena daya akomodasi lensa mata lemah.
Agar dapat melihat jelas baik benda yang dekat maupun yang jauh maka perlu dibantu dengan menggunakan gabungan lensa cembung (konvergen) dan cekung (divergen).
Cacat mata ini sering juga dikenal dengan nama cacat mata tua. Berapa ukuran lensa yang digunakan? Untuk menjawab pertanyaan ini maka titik jauh maupun titik dekatnya harus diketahui. Selanjutnya dengan menggunakan cara sebagaimana pada cacat miopi dan cacat hipermetropi, ukuran lensa dapat diketahui.






2.2 KAMERA
Kamera merupakan alat optik yang dapat memindahkan/mengambil gambar dan menyimpannya dalam bentuk file, film maupun print-out. Kamera menggunakan lensa positif dalam membentuk bayangan. Sifat bayangan yang dibentuk kamera adalah nyata, terbalik, dan diperkecil.
Pemfokusan dilakukan dengan mengatur jarak lensa dengan film. Perubahan jarak benda mengakibatkan perubahan jarak bayangan pada film oleh karena itu lensa kamera perlu digeser agar bayangan tetap jatuh pada film. Hal ini terjadi karena jarak fokus lensa kamera tetap. Dari rumus umum optik, jika jarak fokus tetap, maka perubahan jarak benda (So) akan diikuti oleh perubahan jarak bayangan (Si).
2.2.1        BAGIAN-BAGIAN KAMERA
  1. Lensa cembung
  2. Film
  3. Diafragma
  4. Aperture



2.2.2        PEMBENTUKAN BAYANGAN PADA KAMERA


Lensa positif, membiaskan cahaya dan membentuk bayangan nyata, terbalik dan diperkecil.
Diafragma mengatur jumlah cahaya yang masuk ke dalam kamera dengan mengubah ukuran aperturenya.
Film merupakan media yang menangkap bayangan nyata yang dibentuk oleh lensa.
Agar bayangan selalu jatuh pada film karena letak benda yang berubah, maka dapat diatur dengan menggeser jarak lensa terhadap filmnya.

So = jarak benda dalam meter, Si = jarak bayangan dalam meter, F = titik fokus lensa











2.2.3        PERBANDINGAN KAMERA DAN MATA


Berdasarkan gambar di atas, kemiripan antara kamera dan mata adalah:
Kamera
Mata
Keterangan
Lensa
Lensa
Lensa cembung
Diafragma
Iris
Mengatur besar kecilnya lubang cahaya
Aperture
Pupil
Lubang tempat masuknya cahaya
Film
Retina
Tempat terbentuknya bayangan
Secara umum bagian-bagian kamera sama dengan bagian-bagian mata, namun kedua alat ini memiliki perbedaan dalam hal menempatkan bayangan pada retina/film, perbedaannya adalah:
  1. mata menggunakan daya akomodasi
  2. kamera menggunakan pergeseran lensa





2.3     LUP
Sebagaimana namanya, lup memiliki fungsi untuk memperbesar bayangan benda. Lup adalah lensa cembung yang digunakan untuk mengamati benda-benda kecil agar nampak lebih besar. Bayangan yang dibentuk oleh lup memiliki sifat: maya, tegak, dan diperbesar. Untuk itu benda harus diletakkan di Ruang I atau daerah yang dibatasi oleh fokus dan pusat lensa atau cermin (antara f dan O), dimana So < f.
Ada dua cara bagaimana menggunakan lup yaitu:
1. Dengan cara mata berakomodasi maksimum
2. Dengan cara mata tidak berakomodasi
1)      Mata Berakomodasi Maksimum
Mata berakomodasi maksimum yaitu cara memandang obyek pada titik dekatnya (otot siliar bekerja maksimum untuk menekan lensa agar berbentuk secembung-cembungnya).
Pada penggunaan lup dengan mata berakomodasi maksimum, maka yang perlu diperhatikan adalah:
  1. bayangan yang dibentuk lup harus berada di titik dekat mata / Punctum Proksimum (PP)
  2. benda yang diamati harus diletakkan di antara titik fokus dan lensa
  3. kelemahan : mata cepat lelah
  4. keuntungan : perbesaran bertambah (maksimum)
  5. Sifat bayangan : maya, tegak, dan diperbesar

2). Mata Tak Berakomodasi
Mata tak berakomodasi yaitu cara memandang obyek pada titik jauhnya (yaitu otot siliar tidak bekerja/rileks dan lensa mata berbentuk sepipih-pipihnya).
Pada penggunaan lup dengan mata tak berakomodasi, maka yang perlu diperhatikan adalah:
  1. maka lup harus membentuk bayangan di jauh tak hingga
  2. benda yang dilihat harus diletakkan di titik fokus (So = f)
  3. keuntungan : mata tak cepat lelah
Kerugian : perbesaran berkurang (minimum)
Perhitungan pada mata berakomodasi maksimum
• Si = -PP = -Sn

Perbesaran sudut atau perbesaran angular

Pada mata tak berakomodasi

• Si = -PR

• So = f

Perbesaran sudut


M = perbesaran sudut
PP = titik dekat mata dalam meter
f = Jarak focus lup dalam meter

2.4 TEROPONG
Teropong atau teleskop adalah sebuah alat yang digunakan untuk melihat benda-benda yang jauh sehingga tampak lebih jelas dan lebih dekat. Secara umum teropong terdiri atas dua buah lensa positif. Satu lensa mengarah ke obyek dan disebut lensa obyektif dan satu lensa mengarah ke mata dan disebut lensa okuler.
Teleskop atau teropong dibedakan menjadi dua, yaitu teropong bintang dan teropong bumi.
2.4.1 TEROPONG BINTANG
Teropong bintang adalah alat untuk mengamati benda-benda angkasa luar, misalnya bintang, planet-planet, dan bulan. Ada dua jenis teropong bintang, yaitu teropong bias dan teropong pantul.
a.       Teropong Bias
Teropong bias berupa tabung yang di dalamnya terdapat dua lensa positif, yaitu lensa objektif dan lensa okuler. Jarak titik api lensa objektif lebih besar daripada jarak titik api lensa okuler. Karena benda yang diamati berada di tempat yang sangat jauh, berkas sinar yang melewati lensa objektif adalah berkas sinar sejajar. Bayangan yang terbentuk oleh lensa objektif ialah nyata, terbalik, diperkecil, dan terletak di titik apinya.

(a) Teropong bias (b) Pembentukan bayangan pada teropong bias

2.4.2        Teropong Pantul
Teropong pantul berupa tabung yang di dalamnya terdapat cermin cekung dan cermin datar sebagai reflektor atau pemantul, serta sebuah lensa cembung sebagai okuler. Yang berfungsi sebagai objektif adalah cermin cekung.
1)      Teropong Bumi
Teropong bumi adalah alat untuk mengamati benda-benda di darat atau di laut yang jauh letaknya agar tampak lebih dekat dan jelas. Ada dua jenis teropong bumi, yaitu teropong bias dan teropong prisma.
a.       Teropong Bias
Teropong bumi yang termasuk teropong bias terdiri atas tiga buah lensa positif.
(a)Teropong pantul (b) Pembentukan bayangan pada teropong pantul
Yaitu lensa objektif, lensa pembalik, dan lensa okuler. Lensa pembalik terletak di antara lensa objektif dan lensa okuler. Lensa pembalik berfungsi memperoleh bayangan yang dibentuk oleh lensa objektif.
Bayangan yang dibentuk lensa pembalik merupakan benda bagi lensa okuler. Lensa okuler selanjutnya membentuk bayangan maya, tegak dan diperbesar.
b.             Teropong Prisma
1.             Teropong Binokuler
Teropong binokuler menggunakan dua buah prisma siku-siku sama kaki untuk menggantikan fungsi lensa pembalik. Kedua prisma disusun bersilangan satu dengan lainnya. Teropong itu disebut teropong binokuler karena menggunakan dua buah lensa okuler.
2.             Periskop
Periskop menggunakan dua lensa positif sebagai lensa objektif dan lensa okuler, serta dua buah prisma siku-siku sama kaki sebagai reflektor.
(a)    Teropong binokuler (b) Pembentukan bayangan pada teropong binokuler



Periskop digunakan sebagai teropong untuk mengamati benda-benda dipermukaan laut sehingga biasa dipasang pada kapal selam.
Berkas cahaya yang berasal dari benda-benda di permukaan laut setelah melewati lensa objektif dipantulkan sempurna oleh sisi-sisi miring kedua prisma. Perhatikan Gambar di bawah ini !
Periskop dapat diputar 3600 sehingga dapat digunakan untuk mengamati seluruh medan di permukaan laut.

Pembentukan bayangan pada periskop












2.5 MIKROSKOP
Lup sebagai alat yang dapat digunakan untuk mengamati benda-benda kecil memiliki keterbatasan. Untuk itu diperlukan alat optik yang memiliki kemampuan untuk memperbesar bayangan hingga berlipat-lipat. Alat ini dikenal dengan nama mikroskop. Mikroskop yang paling sederhana menggunakan kombinasi dua buah lensa positif, dengan panjang titik fokus obyektif lebih kecil daripada jarak titik fokus lensa okuler.

Prinsip kerja mikroskop adalah obyek ditempatkan di ruang dua lensa obyektif sehingga terbentuk bayangan nyata terbalik dan diperbesar. Lensa okuler mempunyai peran seperti lup, sehingga pengamat dapat melakukan dua jenis pengamatan yaitu dengan mata tak berakomodasi atau dengan mata berakomodasi maksimum. Pilihan jenis pengamatan ini dapat dilakukan dengan cara menggeser jarak benda terhadap lensa obyektif yang dilakukan dengan tombol soft adjustment (tombol halus yang digunakan untuk menemukan fokus). Kegiatan berikut ini akan memperlihatkan pembentukan bayangan pada mikroskop.
2.5.1 Pembentukan Bayangan pada Mikroskop
Pengamatan menggunakan mikroskop dengan mata berakomodasi maksimum.
Pengamatan ini menempatkan bayangan akhir (bayangan lensa okuler) maya pada titik dekat pengamat (PP).
Perbesaran mikroskop pada pengamatan ini adalah:


Keterangan:
S(Ob) = Jarak benda lensa obyektif dalam meter
S’(Ob) = Jarak bayangan lensa obyektif dalam meter
PP = titik dekat pengamat dalam meterf(Ok) = panjang fokus lensa okuler dalam meter

Pengamatan menggunakan mikroskop dengan mata tidak berakomodasi.
Pengamatan ini menempatkan bayangan akhir (bayangan lensa okuler) maya pada titik jauh pengamat (PR).
Perbesaran mikroskop pada pengamatan ini adalah:

S(Ob) = Jarak benda lensa obyektif dalam meter
S’(Ob) = Jarak bayangan lensa obyektif dalam meter
PP = titik dekat pengamat dalam meterf(Ok) = panjang fokus lensa okuler dalam meter

2.5.2 Panjang Mikroskop
Panjang mikroskop diukur dari jarak antara lensa obyektif dan lensa okuler. Untuk masing-masing jenis pengamatan, panjang mikroskop dapat dihitung dengan cara yang berbeda.
A. Mata berakomodasi maksimum
d = Si(Ob) + So(Ok)
B. Mata tak berakomodasi
d = Si(Ob) + f(Ok)
Keterangan:
d = panjang mikroskop dalam meter
Si(Ob) = jarak bayangan lensa obyektif dalam meter
So(Ok) = jarak benda lensa okulerdalam meterf(Ok) = jarak fokus lensa okuler dalam meter









2.6  Proyektor
Proyektor adalah alat optik yang digunakan untuk memproyeksikan gambar pada sebidang layar. Berdasarkan jenis gambar yang dapat diproyeksikan, proyektor dibedakan menjadi dua, yaitu diaskop dan episkop.
2.6.1        Diaskop
Diaskop adalah alat untuk memproyeksikan bayangan nyata dari sebuah gambar diapositif. Gambar diapositif adalah gambar positif tembus cahaya. Termasuk diaskop antara lain proyektor film, slide proyektor, dan overhead proyektor (OHP).
2.6.2        Proyektor Film
Sebuah proyektor film digunakan untuk memproyeksikan gambar tembus pandang. Gambar yang satu dengan lainnya sebenarnya adalah gambar terputus-putus dan merupakan gambar mati. Namun, karena diputar dengan kecepatan tinggi, yakni 16 gambar setiap detik, kesan yang ditangkap oleh mata kita adalah sebagai gambar hidup.
Bayangan iring adalah kesan cahaya yang terjadi dalam mata dan masih tetap berpengaruh lebih kurang detik setelah cahaya yang menyebabkannya sudah tidak ada lagi. Misalnya, apabila bara ujung lidi yang dibakar dikibas-kibaskan dalam ruangan gelap, akan tampak kesan garis cahaya, bukan titik cahaya. Oleh karena itu, apabila sejumlah gambar tembus cahaya (gambar diapositif) diputar lebih dari 10 gambar setiap detik, kesan bayangan yang diproyeksikan di layar adalah gambar hidup.
2.6.3        Slide Proyektor
Slide proyektor adalah proyektor yang memproyeksikan slide (film) satu demi satu ke bidang layar.
Bagian-bagian slide proyektor adalah sebagai berikut.
(1) Lampu proyektor merupakan bagian utama. Lampu itu sangat kuat memancarkan cahaya.
(2) Cermin cekung, berfungsi mengumpulkan cahaya agar daya pancar sinar proyektor lebih kuat.
(3) Kondensor, berupa dua buah lensa cembung-datar yang disusun bertolak belakang. Kondensor berfungsi agar sinar jatuh ke slide merata ke seluruh permukaannya.
(4) Filter, berfungsi melindungi slide dari panas yang dihasilkan lampu proyektor.
(5) Lensa proyektor, berupa lensa cembung yang berfungsi sebagai pembalik. Oleh karena itu, untuk memperoleh bayangan tegak di layar, slide dipasang terbalik.
Pembentukan bayangan pada slide proyektor
2.6.4        Overhead Proyektor (OHP)
Overhead proyektor adalah proyektor untuk memproyeksikan gambar diapositif.
Proyektor film dan slide proyektor hams digunakan di ruangan yang gelap untuk memperoleh bayangan yang tajam. Bagian-bagian OHP sama seperti slide proyektor. Bagian-bagian itu ialah dua buah cermin datar untuk memantulkan cahaya dan dua buah lensa cembung untuk lensa proyektor. Perhatikan Gambar di bawah. Gambar yang akan diproyeksikan diletakkan di meja objek.
2.6.5        Episkop
Episkop adalah proyektor untuk memproyeksikan gambar-gambar tidak tembus cahaya.

(a) Overhead proyektor (b) Pembentukan bayangan pada overhead proyektor
Episkop biasanya digunakan oleh seniman lukis untuk mereproduksi lukisan, misalnya untuk membuat gambar pada billboard atau papan reklame.
Gambar yang akan diproyeksikan, misalnya foto seorang artis, diletakkan di meja objek. Sebagian cahaya yang berasal dari dua buah lampu L1 dan L2 dipantulkan  oleh gambar itu. Seterusnya, cahaya tersebut ditangkap dan dipantulkan oleh cermin datar ke lensa proyektor. Akhirnya, terbentuk bayangan sejati dan diperbesar pada layar Perhatikan Gambar di bawah ini.
Alat yang dapat dipakai, baik untuk episkop maupun diaskop, dinamakan epidiaskop.
Episkop, pembentukan bayangan pada episkop







BAB III
PENUTUP

3.1  Kesimpulan
Alat-alat optik adalah alat-alat yang salah satu atau lebih komponennya menggunakan benda optik. Misalnya, cermin, lensa, atau prisma.
Alat optik memanfaatkan prinsip pemantulan dan atau pembiasan cahaya. Beberapa alat optik antara lain kamera, lup, mikroskop, teleskop, proyektor, dan episkop.

3.2  Saran
Saran yang dapat penulis sampaikan ialah agar pembaca dapat mengetahui betapa pentingnya alat-alat optik bagi kehidupan manusia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar